Tato dianggap sebagai salah satu bentuk seni pada tubuh. Seniman tato akan menciptakan gambar pada kulit dengan menusuk kulit menggunakan jarum dan menginjeksikan tinta tato ke dalam lapisan kulit. Teknik tato menggunakan jarum dikenal dengan jenis tato permanen yang akan tetap tinggal di kulit dan sangat sulit untuk dihapus.
Bagi sebagian orang, tato adalah ekspresi seni dan budaya sehingga menjadi preferensi individu untuk memilikinya atau tidak. Namun, perlu diketahui bahwa membuat tato memiliki risiko kesehatan tersendiri. Ketahui apa saja risiko kesehatan yang dimiliki sebelum memutuskan memilikinya.
Risiko Kesehatan Tato di Tubuh
Dalam dunia modern, tato bisa dibuat menggunakan mesin genggam khusus yang berperan seperti layaknya mesin jahit. Mesin tato modern menggunakan koil elektromagnetik dengan satu atau beberapa jarum yang menusuk kulit secara berulang serta ke atas dan ke bawah, agar tinta bisa masuk ke dalam lapisan kulit.
Penggunaan mesin tato memberikan hasil yang lebih detail dan halus. Namun, karena jarum mesin akan berkontak secara langsung dengan kulit, bisa timbul risiko kesehatan tertentu dari proses pembuatan tato, di antaranya:
Reaksi alergi
Salah satu efek samping yang paling sering ditemukan dari pembuatan tato adalah reaksi alergi yang mungkin disebabkan oleh tinta pewarna tato. Tinta berwarna merah menjadi zat penyebab alergi tersering.
Reaksi alergi bisa muncul dalam beberapa hari, minggu, atau berbulan-bulan kemudian setelah pembuatan tato. Gejala umumnya hanya memengaruhi area kulit di sekitar tato. Reaksi alergi yang dialami beragam, mulai dari yang ringan hingga parah. Tato juga bisa membuat kondisi kulit seperti eksim menjadi lebih berat.
Gejala yang bisa muncul dari reaksi alergi ringan di antaranya:
- Rasa gatal
- Ruam atau bentol-bentol
- Kemerahan dan iritasi
- Kulit mengelupas
- Pembengkakan
- Kulit bersisik di area bekas jarum
Disarankan untuk mencari bantuan medis bila Anda mengalami gejala reaksi alergi yang lebih parah seperti berikut:
- Gatal yang berat
- Rasa terbakar di sekitar tato
- Pembengkakan di sekitar mata
- Sulit bernapas
Baca Juga: Anda Alergi Maskara bila Mengalami Tanda-Tanda Ini
Infeksi kulit
Selain reaksi alergi, proses pembuatan tato juga dapat menyebabkan infeksi pada bekas jarum. Infeksi ini biasanya ditandai dengan kemerahan, iritasi, rasa gatal di area bekas tato. Umumnya gejala tidak hanya berada di area kulit yang ditato, tapi bisa meluas dan menimbulkan gejala pada tubuh, seperti demam, menggigil atau pembesaran kelenjar getah bening.
Dibandingkan reaksi alergi, gejala infeksi biasanya berlangsung lebih lama, mulai dari beberapa hari hingga beberapa minggu atau lebih. Umumnya, infeksi bisa terjadi karena menggunakan alat yang kotor, tinta yang sudah terkontaminasi, air tidak steril, atau kulit yang tidak dibersihkan sebelum ditato. Infeksi juga dapat muncul selama proses penyembuhan kulit setelah ditato.
Munculnya keloid
Keloid terjadi karena penyembuhan luka yang abnormal sebagai respon terhadap suatu luka atau peradangan pada kulit. Keloid bisa muncul setelah pembuatan tato. Keloid ditandai dengan kulit yang menonjol dan menebal, dengan permukaan yang halus dan bisa meluas melebihi area luka awalnya.
Seseorang bisa lebih berisiko terhadap keloid apabila anggota keluarga memiliki keloid, atau mendapatkan tato di area dada atas, bahu, leher atau lengan atas.
Baca Juga: Begini Cara Hapus Tato yang Efektif
Penyakit yang ditularkan lewat darah
Apabila seniman tato tidak menggunakan alat yang steril atau tidak mematuhi standar keamanan tato, maka risiko penularan penyakit melalui darah akan meningkat. Beberapa penyakit seperti hepatitis B, hepatitis C, MRSA (infeksi Staphylococcus aureus resisten metisilin) dan HIV sangat mungkin ditularkan bila peralatan tato terkontaminasi darah yang terinfeksi, serta tidak dibersihkan dan disterilkan dengan baik.
Untuk menghindari risiko penularan ini, sangat penting memilih seniman tato yang profesional dan berlisensi. Selain menggunakan alat yang steril dan jarum yang baru, Anda disarankan sudah menjalani vaksin hepatitis dan tetanus sebelum pembuatan tato.
Memengaruhi Pemeriksaan MRI
MRI menggunakan magnet kuat dan gelombang frekuensi radio untuk memperlihatkan citra bagian dalam tubuh. Beberapa puluh tahun yang lalu, tinta tato masih belum teregulasi sehingga terkadang ada tinta yang mengandung sedikit fragmen logam. Diteorikan bahwa daya magnet kuat serta fragmen logam tinta tato bisa berinteraksi dan menyebabkan hal berikut:
- Pigmen tato mengandung fragmen logam yang merespon medan magnet atau gelombang radio MRI, di mana daya magnet kuat dari MRI akan menarik fragmen logam pigmen tato sehingga menimbulkan rasa terbakar di lokasi tato selama pemeriksaan
- Fragmen logam pada tato di area tertentu juga bisa mengganggu kualitas gambar yang dihasilkan
Saat ini karena regulasi mengenai tinta tato yang sudah diterapkan, seharusnya tato tidak akan lagi mengandung fragmen logam. Mendapat tato dalam 20 tahun terakhir tidak akan menimbulkan masalah ketika Anda melakukan pemeriksaan MRI. Namun, tidak ada salahnya untuk memberi tahu dokter atau petugas MRI apabila Anda memiliki tato di area tubuh, khususnya pada area yang membutuhkan pemeriksaan.
Apabila setelah membuat tato dan menyadari adanya reaksi alergi atau gejala infeksi, segera periksakan diri ke dokter.
Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store terkait pembuatan tato.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma